Pahlawan Yang Berkorban Nyawa Untuk Menutup Dolly...
Proses penutupan lokalisasi pelacuran di Surabaya ditempuh Risma melalui proses yang berliku-liku. Berbagai ancaman dan intimidasi tak berhenti menohok ibu dua anak ini. Namun tak sedikit pun Risma gentar menghadapi semua itu. Baginya jabatan adalah titipan Ilahi yang tak dibawa mati. Hidup atau mati esok pun sudah menjadi takdir diri.
Menjadi pemimpin yang Risma tahu adalah mensejahterakan masyarakat, adil, jujur, dan bertanggung jawab. Kesejahteraan masyarakat Surabaya memang benar menjadi tanggung jawab Risma. Namun kebobrokan moral masyarakat juga menjadi tanggung jawabnya. Maka sungguh sebuah dusta nyata jika apa yang terjadi di Dolly dan Jarak, Risma tak terciprat dosanya.
Siapa kiranya yang menyangkal andai Risma menginginkan uang lebih banyak dan jabatan lebih tinggi ia akan mudah memperolehnya. Syaratnya mudah, Risma hanya perlu menggadaikan kejujuran yang dimilikinya. Tersadar bahwa ia hanya memiliki itu di dunia. Modal yang ia jadikan bekal hidup sehari-hari. Sebuah kejujuran yang tak bisa dijual serta tak bisa dibeli.
Risma mempertahankan amanah dan kejujuran dengan bertaruh nyawa. Berkait penutupan Dolly dan Jarak, jangan pernah bertanya padanya berapa banyak ancaman yang telah ia terima. Bukan sekedar cacian dan maki, tapi Risma telah menempatkan dirinya menjadi sebuah target pembunuhan tak berperikemanusiaan.
Risma Sang pemberani nan jujur itu tak pernah terlelap tidur di kala malam, tak pernah lahap makan, dan tak selalu nyaman beristirahat. Semua karena konsentrasi pikirannya yang terus di
Risma cinta Surabaya lebih dari dirinya dan keluarganya. Tak rela dirinya jika orang menyebut Surabaya sebagai kota pemuas napsu syahwat. Apa yang Risma lakukan adalah hal yang jarang berani dilakukan orang. Sebuah pengorbanan luar biasa demi menyelamatkan generasi bangsa. Maka Risma bukan hanya sekedar Walikota perempuan pertama, tapi juga pejabat wanita pertama yang rela mati-matian berjuang untuk membenahi moral masyarakat. Risma merupakan ikon pahlawan moral bangsa dan Risma adalah aset dan pahlawan sejati bangsa ini.
Di hari ‘panas’nya, jelang beberapa jam penutupan Dolly, wanita Pahlawan di Kota Pahlawan itu benar-benar telah mempertaruhkan selembar nyawanya. Ia telah pasrah, ia hanya berpesan kepada keluarganya...
“Saya sudah pamit pada keluarga untuk menutup Gang Dolly hari ini. Kalo saya mati, ikhlaskan...,”
Pahlawan Yang Berkorban Nyawa Untuk Menutup Dolly...
Reviewed by KUTALKUTIL
on
Thursday, June 19, 2014
Rating: